Rabu, 11 Desember 2019

Adakah Bahaya yang Muncul Bagi Perokok Pasif Asap Vape?

Adakah Bahaya yang Muncul Bagi Perokok Pasif Asap Vape?

Rabu, 11 Desember 2019 07:00Reporter : Rizky Wahyu Permana
  •  
  •  
  • 37
    SHARES
Adakah Bahaya yang Muncul Bagi Perokok Pasif Asap Vape?Ilustrasi Wanita Mengisap Vape. ©iStockphoto
Merdeka.com - Belakangan ini, sejumlah dampak dari vape telah banyak diteliti dan dipublikaskan. Dampak buruk dari rokok elektrik ini ternyata tak berbeda jauh dengan rokok konvensional.
Pada perokok pasif yang terkena asap dari vape ini, apa yang bakal terjadi? Apakah dampak yang dapat terjadi sama berbahayanya dengan asap rokok konvensional?
Menurut ahli toksikologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Sho'im Hidayat, HPHC (Harmful and Potentially Harmful Constituents)--kandungan yang dapat berpotensi bahaya--yang dimiliki uap rokok elektrik jauh lebih rendah ketimbang asap dari rokok konvensional.
"Dari penelitian-penelitian di luar negeri, kandungan HPHC rokok elektrik jauh lebih rendah. Bahkan sampai 90 persen lebih rendahnya," ucap dr Sho'im.
"Yang keluar dari vape itu dalam bentuk uap, istilahnya non smoke aerosols. Ini berasal adanya pemanasan semua zat. Prosesnya, hanya menguap. Semacam uap seperti kita memasak air. Kan ada uap di atasnya ya."
1 dari 1 halaman

Belum Bisa Dipastikan

Dokter spesialis penyakit dalam, Kadek Dian Lestari juga menyampaikan, risiko perokok pasif yang menghirup uap vape akan lebih rendah jika dibandingkan dengan asap rokok.
"Yang elektronik itu kan dipanaskan. Bisa dikatakan tidak mengandung TAR--senyawa yang menimbulkan risiko kanker. Beda dengan asap rokok konvensional yang mengandung TAR. Jadi, risikonya lebih berkurang," jelas Kadek.
Walaupun bisa dibilang paparan uap vape lebih rendah, Kadek tetap menekankan, sampai saat ini belum ada penelitian di Indonesia terhadap bahayanya vape. Perlu ada penelitian mendalam tentang vape.
"Untuk perokok pasif, sebenarnya saya pun belum bisa memastikan lebih rendah atau tidak. Baru mengacu dari penelitian di luar negeri saja. Setelah ada penelitian vape, barulah bisa menjawab bahaya uap vape," tandas Kadek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar